Tidak perlu diragukan lagi, WordPress saat ini merupakan salah satu platform blogging terbaik yang bisa digunakan untuk menunjang berbagai kebutuhan. Ketersediaan berbagai fitur modern dan profesional, serta dukungan komunitas handal yang menjadi pengembang merupakan daftar pendek dari alasan panjang kenapa kamu harus memakai CMS yang satu ini.
Namun dibalik semua itu, sayangnya masih banyak yang belum paham terkait perbedaan WordPress gratisan dan WordPress CMS. Jadi, agar tidak menimbulkan banyak kebingungan, berikut ini sudah kami rangkum pembahasan yang bisa dijadikan sebagai rujukan.
Perbedaan WordPress Gratisan dengan WordPress CMS
1.Biaya
Pada dasarnya WordPress merupakan sebuah platform blogging yang bersifat open source sehingga siapa saja bisa berkontribusi dan menggunakan layanan ini secara gratis. Sampai saat ini pun, baik WordPress.com maupun WordPress.org keduanya masih bisa didapatkan tanpa harus membayar biaya sepeserpun.
Namun, di sisi lain ada beberapa biaya lain yang perlu kamu bayar ketika menggunakan dua platform ini. Pertama, ketika kamu memakai layanan WordPress.com secara gratis dan ingin menggunakan nama domain sendiri (TLD) tanpa tambahan .wordpress.com dibelakang URL, maka setidaknya harus mengeluarkan biaya Rp200 ribu per tahun.
Sementara itu, bagi pengguna CMS WordPress self hosted, biaya yang harus dikeluarkan bisa lebih tinggi lagi karena harus menyiapkan dana untuk kebutuhan nama domain dan hosting untuk WordPress.
Adapun besaran biayanya sendiri relatif berbeda setiap orang, pasalnya hal ini tergantung dari besarnya resource paket hosting yang dibutuhkan. Intinya, teknologi WordPress baik .com maupun self hosted memang bisa didapatkan secara gratis, tapi untuk mengoptimalkannya juga perlu biaya.
2.Kebutuhan Hosting
Perbedaan berikutnya antara WordPress gratisan dan WordPress CMS bisa dilihat dari sisi hosting. Ketika menggunakan WordPress.com kamu tidak perlu memikirkan biaya untuk membayar hosting karena fasilitasnya sudah disediakan oleh pihak pengembang. Namun, layaknya orang yang sedang menumpang, maka mau tidak mau pemilik blog juga harus mematuhi berbagai syarat dan ketentuan, salah satunya yakni pembatasan kapasitas penyimpanan yang hanya sebesar 3GB saja.
Sedangkan untuk pengguna WordPress CMS seluruh kebutuhan web hosting ditanggung secara mandiri oleh pemilik website. Kelebihannya, kamu bisa mengatur resource sesuai keinginan tanpa adanya batasan.
3.Akses Kontrol
Bagi para blogger pemula, kendali situs mungkin tidak terlalu dibutuhkan mengingat minimnya pengalaman dan jam terbang yang didapatkan. Akan tetapi, bagi blogger maupun web developer profesional akses kontrol penuh merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki agar website bisa dikembangkan secara maksimal.
Nah, sayangnya WordPress gratisan tidak memberikan akses kontrol secara penuh kepada pemilik website. Ada sejumlah batasan yang diberikan, mulai dari manajemen file, penggunaan plugin, tipe konten, kapasitas penyimpanan, dan masih banyak lagi.
Berbeda dengan WordPress gratisan, kamu akan mendapatkan akses penuh ketika memakai WordPress self hosted. Karena CMS WordPress diinstal di hosting pribadi maka seluruh tanggung jawab juga ada di pundakmu.
4.Penggunaan Domain
Bicara soal WordPress gratisan dan WordPress CMS tentu tidak lengkap jika tidak membahas soal domain. Ada perbedaan mencolok yang bisa kamu lihat dari kedua platform ini, dimana ketika kamu memakai WordPress gratisan maka domain yang didapatkan akan berbentuk seperti ini: www.namaweb.wordpress.com.
Sementara itu, jika menggunakan platform WordPress CMS atau self hosted, mau tidak mau kamu harus memakai domain sendiri, misalnya seperti: www.namaweb.com.
5.Ketersediaan Plugin
Plugin merupakan salah satu fitur yang berfungsi untuk mempermudah para pemilik blog berbasis WordPress ketika ingin menambahkan fitur tertentu kedalam website. Misalnya, seperti menambahkan tombol share media sosial, memperkuat sistem keamanan, mengoptimalkan SEO, mempercepat loading website, dan lain sebagainya.
Namun, sayangnya fitur tersebut tidak bisa kamu dapatkan jika menggunakan platform WordPress.com. Alhasil, jika kamu ingin menikmati kebebasan untuk menginstall berbagai macam plugin yang sudah dikenbangkan, maka mau tidak mau harus menggunakan platform WordPress CMS yang diinstal di layanan hosting sendiri.
6.Pilihan Template yang Bisa Digunakan
Hampir sama seperti ketersediaan plugin, pilihan template atau tema yang ada di platform WordPress.com juga sangat terbatas dan minimalis. Bagi sebuah website profesional, fleksibilitas serta ketersediaan template sendiri menjadi sebuah keharusan karena mampu membuat tampilan website semakin menarik di mata pengunjung.
Pihak pengembang WordPress.com hanya mengizinkan pemilik blog untuk menggunakan template standar yang tersedia di dashboard. Sementara di sisi lain, kamu bisa mendapatkan kebebasan untuk menggunakan template WordPress standar, hasil modifikasi sendiri, atau template buatan pengembang pihak ketiga ketika memakai sistem CMS dari WordPress versi Self Hosted.
7.Sistem Monetisasi yang Tersedia
Sistem monetisasi merupakan salah satu faktor penting bagi para blogger maupun web developer yang ingin mendapatkan tambahan penghasilan dari aktivitas blogging. Dewasa ini, pemasangan iklan menjadi pilihan populer monetisasi blog selain sistem advertorial atau content placement untuk kebutuhan pemasangan backlink.
Nah, sayangnya platform WordPress gratisan yang bisa diakses via WordPress.com tidak mengijinkan penggunanya untuk memasang iklan selain WordAds. Padahal, saat ini perusahaan periklanan yang paling populer dan memiliki bayaran tinggi adalah Google AdSense.
Berbeda dengan sistem WordPress.com yang hanya bisa memasang iklan dari WordAds, platform WordPress CMS yang diinstal di hosting sendiri tidak memberikan batasan sistem monetisasi kepada para penggunanya. Jadi, kamu bisa bebas memilih sistem monetisasi apa saja yang dirasa paling cocok untuk website yang sedang dikelola.
Itulah pembahasan terkait perbedaan WordPress gratisan dan WordPress CMS, semoga informasi di atas bisa bermanfaat ya!